Ramai-ramai Pekerja Bank Resign di India, Ada Apa?

saat ini tengah berekspansi ke bisnis baru. Situasi ini didorong oleh ledakan kredit nasional dan periode pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut di negara tersebut.

Namun, tekanan bagi perusahaan untuk memberikan hasil telah menghasilkan efek samping yang mengkhawatirkan. Ini menyebabkan ramai-ramai para bankir mengundurkan diri dari posisinya, membuat fenomena turnover terburuk di dunia perbankan.

Menurut perkiraan, pergantian karyawan di bidang keuangan di India hampir dua kali lipat rata-rata global. Ini jauh lebih tinggi daripada negara-negara besar lainnya seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Jerman.

Di antara para bankir junior, angkanya bahkan lebih suram. Di pemberi pinjaman swasta terbesar di India, tingkat pergantian karyawan secara teratur mencapai 50%.

“Alasannya rumit. Ledakan di India telah memudahkan beberapa bankir pemula untuk mencari kenaikan gaji dengan berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Namun, yang lain mengeluh bahwa berhenti adalah satu-satunya pilihan mereka untuk maju, mengingat pelatihan dan peluang pertumbuhan yang terbatas,” demikian laporan Strait Times dimuat Bloomberg, dikutip Kamis (15/8/2024).

Gaji bankir untuk jabatan senior di India telah meningkat drastis, bahkan mendekati angka di Hong Kong dan Singapura. Namun ini berbanding terbalik untuk gaji karyawan tingkat terbawah.

Ini memicu kesenjangan yang semakin lebar antara orang kaya dan miskin. Secara lebih luas, karyawan junior juga mengatakan manajer tidak diperlengkapi untuk mempersiapkan karyawan baru menghadapi tantangan sistem keuangan di India saat ini.

Gender juga menambah hambatan lain. Perempuan India, yang tingkat partisipasi angkatan kerjanya sudah termasuk yang terendah secara global, menghadapi peningkatan yang sangat sulit.

Menurut data dari Aon, sebuah perusahaan konsultan sumber daya manusia, di sektor keuangan, hanya satu dari 13 karyawan perempuan yang dipromosikan pada tahun 2023 dibandingkan dengan satu dari delapan karyawan laki-laki. Hirarki yang mengakar terkait kasta dan garis keturunan menyulitkan orang luar.

Priya Agrawal, pendiri Yayasan Antarang, sebuah lembaga nirlaba yang memberi nasihat kepada lulusan tentang jalur karier, mengatakan peran di bidang keuangan merupakan aspirasi bagi orang India. Tetapi banyak yang merasa mustahil untuk menembus “batas tak kasat mata” karena status ekonomi mereka.

Tidak seperti tempat-tempat seperti AS atau China, bahasa utama di lingkungan perusahaan India- biasanya bahasa Inggris- tidak digunakan oleh mayoritas orang di negara tersebut. Itu berarti orang India yang tidak tumbuh di kota-kota metropolitan kosmopolitan sering kali mengalami kerugian besar saat berinteraksi dengan kaum elit negara.

Selain itu, perekrutan junior yang tidak bersekolah di sekolah elit India sering kali disalurkan ke peran yang kurang menyenangkan. Termasuk menjual produk untuk bank di pom bensin atau bandara.

Pada akhirnya, pergantian karyawan yang tinggi memengaruhi pengalaman pelanggan dan berisiko merusak reputasi bank-bank India. Mencegah karyawan junior berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain adalah prioritas utama.

Selama tahun fiskal lalu, tingkat pergantian karyawan Axis Bank turun menjadi 28,8 persen dari 34,8 persen, menurut data dari Macquarie Group. Penurunan serupa juga dilaporkan di Kotak Mahindra Bank dan HDFC Bank, yang membentuk gugus tugas untuk meningkatkan retensi dan melatih para manajer.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*