
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memacu hilirisasi dan transformasi pertanian di Provinsi Riau sebagai langkah strategis mempercepat kemandirian pangan daerah berbasis potensi lokal dan pemberdayaan petani secara berkelanjutan.
Mentan menegaskan pentingnya memperkuat produksi pangan sekaligus mengembangkan hilirisasi komoditas strategis seperti padi dan kelapa untuk memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah tantangan krisis iklim dan ketidakpastian global.
“Potensi Riau luar biasa, penduduknya 7 juta orang, pangan harus beres. Karena itu Presiden meminta kita fokus pada empat hal: swasembada pangan, pangan bergizi, biofuel, dan hilirisasi,” kata Mentan dalam Rapat Koordinasi Luas Tambah Tanam, Optimalisasi Lahan, dan Cetak Sawah Rakyat di Pekanbaru, Selasa.
Menurut Mentan, Riau baru memanfaatkan sekitar 20 persen potensi lahannya, sehingga produksi beras lokal hanya mampu memenuhi 22 persen dari kebutuhan masyarakat yang mencapai 662 ribu ton per tahun.
Melihat peluang tersebut, Kementerian Pertanian siap membantu agar Riau mampu meningkatkan produksinya hingga 50 ribu hektare dalam dua hingga tiga tahun mendatang dengan estimasi dukungan senilai Rp1,7 triliun.
“Kita harus menyiapkan pangan bagi generasi mendatang, 50 hingga 100 tahun ke depan, dimulai dari sekarang, tinggal menunggu komitmen dari Pak Gubernur dan Para Bupati, kami siap bantu” ujar Mentan dikutip di Jakarta.
Selain sektor pangan, Mentan juga menyoroti pentingnya hilirisasi kelapa sebagai kekuatan ekonomi baru Riau. Dengan potensi kelapa rakyat yang besar dan peluang pasar global yang menjanjikan, kelapa dinilai bisa menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan.
“Kami akan investasi Rp371 miliar untuk industri kelapa. Dengan hilirisasi, harga kelapa bisa naik ribuan persen, dan ini berdampak langsung pada kesejahteraan petani,” jelas Amran.
Lebih lanjut Mentan menegaskan transformasi pertanian di Riau harus difokuskan pada tiga hal yakni cetak sawah, pengembangan kelapa, dan pembangunan irigasi.
Ia meyakini kemandirian pangan akan menekan inflasi, meningkatkan daya beli masyarakat, dan mendorong kesejahteraan petani.
“Gagasan tanpa tindakan itu nol. Saatnya kita bergerak,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, Gubernur Riau Abdul Wahid menyatakan komitmennya untuk mendukung penuh agenda strategis nasional di sektor pangan.
Ia menyebutkan, luas baku sawah di Riau saat ini mencapai 59 ribu hektare, namun baru memenuhi 22 persen kebutuhan daerah.
“Dengan dukungan pusat, produksi padi tahun lalu naik 7 persen dan tahun ini diproyeksikan meningkat 12 persen,” kata Wahid.
Dia menuturkan potensi kelapa rakyat di Riau yang tersebar di berbagai kabupaten dengan total lebih dari 400 ribu hektare, namun masih minim fasilitas pengolahan.
Oleh karena itu, dia berharap dukungan penuh pemerintah pusat untuk mendorong hilirisasi sehingga nilai jual petani bisa meningkat.
“Kami siap berkolaborasi mencari solusi. Harapan kami, ke depan, Riau mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri dan meningkatkan kesejahteraan rakyat,” kata Wahid.